Speaker VNSC
ADITHIA AMIDJAYA
Business-performance dan Executive Coach
Materi yang akan dibawakan : “Coaching For Sales Performance”
Gallup mulai melakukan penelitian terhadap para leaders bertahun-tahun yang lalu. Mereka menganalisa 49.495 unit bisnis dari 22 perusahaan besar dengan total 1,2 juta karyawan di 45 negara. Hasilnya adalah ada beberapa hal yang membedakan antara leaders yang hebat dengan yang biasa-biasa saja.
Leaders yang hebat bukan bersikap dan berperilaku sebagai bosses. Mereka adalah coaches bagi karyawannya.
Menurut Gallup, ada 3 hal pembeda antara leaders sebagai bosses dan leaders sebagai coaches:
- Sebagai coaches, leaders fokus pada keterlibatan individu dan tim. Mereka meyakini bahwa diri mereka sebagai penyedia apa yang dibutuhkan karyawan untuk berhasil.
Bos, di sisi lain, biasanya hanya menyuruh orang lain apa yang harus dilakukan.
Agar bisa lebih memahami dan melibatkan individu dan tim, leaders perlu menguasai ketrampilan untuk membangun rasa percaya dan kenyaman, serta mendengarkan secara aktif.
- Leaders sebagai coaches memahami, meningkatkan, dan merasa puas ketika mampu menggunakan bakat dan kekuatan unik dari setiap karyawan. Manajer hebat selalu mengembangkan kapasitas team-nya untuk memaksimalkan hasil, dan mereka mendapatkan hasil yang luar biasa.
Karyawan yang mengetahui dan menggunakan kekuatan mereka menghasilkan peningkatan penjualan rata-rata 10% hingga 19% dan mencapai peningkatan laba mulai dari 14% hingga 29% peningkatan laba, dll.
Para bosses seringkali hanya mengawasi produksi. Mereka hanya menjaga status quo produktivitas.
Untuk itu, para leaders sangat perlu mampu membangkitkan kesadaran baru serta memberikan umpan balik yang efektif kepada team-nya.
- Dalam perannya sebagai coaches, para leaders menetapkan tujuan kinerja yang jelas, menawarkan umpan balik yang mengoptimalkan kekuatan individu dan meningkatkan efektivitas tim. Ini praktik yang jarang terjadi, karena hanya 26% karyawan mengatakan umpan balik yang mereka dapatkan membantu mereka melakukan pekerjaan yang lebih baik.
Namun, bosses biasanya hanya mencari kesempatan untuk mengoreksi atau menghukum karyawan yang kinerjanya tidak sesuai.
Untuk hal ini, leaders untuk selalu memantau kemajuan dan memberikan umpan balik secara rutin.
Sangat disayangkan bahwa hanya ada begitu sedikit leaders yang seperti di atas. Hanya sekitar dua dari 10 manajer yang secara intuitif memahami cara melibatkan karyawan, mengembangkan kekuatan mereka dan menetapkan harapan yang jelas melalui percakapan sehari-hari. Akibatnya, hanya sekitar dua dari 10 manajer yang secara alamiah tahu cara men-coaching. Kabar baiknya adalah coaching bisa dipelajari.
Kesimpulannya, ada 5 kompetensi inti yang perlu dikuasai oleh leaders as coaches, yaitu:
- Membangun rapport, trust, dan kenyamanan;
- Mendengarkan dengan aktif;
- Menciptakan kesadaran baru menggunakan teknik bertanya yang berdampak;
- Memantau kemajuan; serta
- Memberikan umpan balik yang efektif.
Semua ini akan saya kupas di virtual national sales conference 2020 dalam tema Coaching for Sales Performance. Untuk informasi detail http://antoniusarif.com/vnsc-2020/